DRAKULA, MITOS ATAU FAKTA ?
A. Sosok Drakula di Masyarakat
Rasanya seluruh orang di dunia mengetahui atau setidaknya pernah mendengar pa dan bagaimana sosok drakula si penghisap darah. Ada yang menyebutnya juga sebagai vampir, walau sebenarnya keduanya memiliki latar belakang berbeda. Sosok vampir diceritakan sebagai korban-korban drakula yang melalui gigitan pada leher dapat mengubah seseorang menjadi vampire. Cerita-cerita seperti ini memang diangkat dari mitos sosok pangeran kegelapan bernama Vlad yang mendiami sebuah puri di puncak Bukit Transylvania, sebuah wilayah di Rumania. Wujudnya digambarkan sebagai pria elegant, barjas panjang, tampan, dan memiliki dua taring yang panjang ketika ia sedang kehausan. Tapi, bnarkah sosok ini hanya menjadi mitos atau dongeng untuk menakut-nakuti anak-anak yang nakal? Ternyata, banyak orang mencurigai bahwa penggambaran tokoh drakula yang ada selama ini hanya untuk mengelabuhi umat islam. Sebab, sesungguhnya sosok si penghisap darah ini nyata adanya. Sosok inilah pembantai 300.000 orang umat islam. Anda percaya?
B. Pembantaian Umat Muslim
Vlad III atau Vlad Tepes merupakan putra seorang panglima militer bernama Basarab yang di poskan di Transylvania. Pemilik nama asli Dracula ini dilahirkan pada 1431M, di Benteng Sighisoara, Rumania. Oleh ayahnya, Vlad IIII diangkat sebagai anggota Orde Naga. Kata ‘dracul’ merupakan istilah untuk menyebut naga.
Vlad III tumbuh sebagai anak yang rendah diri dan tertutup dengan kebiasaan-kebiasaan sadis yang dibawa sejak kecil. Ia sering menangkap tikus dan burung, lalu menyula (menusukkan sesuatu dari lubang dubur atau kemaluan hingga tembus ke mulut, perut, dada, atau leher) binatang-binatang tersebut dengan tombak-tombak kecil. Perilaku sadis ini terbawa kepadanya sehingga dewasa.
Ketika pasukan Ottoman Turki berhasil memenangkan perang, Vlad dracul memutuskan untuk memeluk Islam. Bukan karena keimanannya, tetapi karena ia berpura-pura agar tidak dihukum. Selain itu, ia ingin mempelajari seni tempur pasukan Islam yang luar biasa.
Penyamaran ini begitu sempura hingga kekaisaran Turki membantunya untuk berkuasa di Wallachia. Pada masa inilah teror-teror mengerikan itu mendapat momentumnya. Segera setelah ia memiliki kekuasaan, Vlad Dracul mendeklarasikan pemberontakkannya terhadap Turki. Para prajurit Turki yang dulu membantunya, ditangkap dan dipenjarakan. Para tentara itu dilempari kotoran dan batu, lalu dipukuli sepanjang perjalanan menuju tanah lapang.
Rakyat Wallachia mendukung tindakan peguasa baru mereka. Sesampainya di lapangan, satu persatu prajurit Turki disula dan dibiarkan mati kesakitan serta kehabisan darah. Para pemuda0pemuda Turki yang sedang belajar pun tak lepas dari siksaan Vlad Dracul. Mereka ditangkap, ditelanjangi, dipukul, dan dikumpulkan dalam satu bangunan. Stelah itu dibakar hidup-hidup.
Vlad juga melakukan cara-cara penyiksaan lain, seperti memotong payudara, memaku topi ke kepala korban, menyeret korban dengan kuda hingga organ tubuhnya terlepas, memanggang hidup-hidup, dan aneka jenis siksaan yang tak terbayangkan deritanya. Total korban Vlad Dracul diperkirakan antara 100.000 hingga 300.000 orang Islam.
C. Alasan Disembunyikannya Kisah Pembantaian Umat Muslim
Banyak sejarawan Islam mengatakan bahwa fakta ini disimpan rapat-rapat oleh barat agar umat Islam melupakan sejarah kelam atas pembantaian sadis tersebut. Bagi barat, Vlad Dracula adalah pahlawan perang. Namun bagi tentara muslim, dia adalah seorang murtad yang secara biadab menumpahkan darah umat muslim dengan cara-cara iblis. Kebiadaban Vlad akhirnya dapat ditumpas oleh Sultan Mehmed II. Mayatnya diyakini telah dikuburkan di sebuah biara bernama Snagov Monastery hingga saat ini.
0 comments:
Post a Comment