Mengenal Tanaman Khat Penghasil Zat Chatinone
30 January 2013 | 22:32
Saat
ini dibeberapa surat kabar dan media massa lainnya sedang hangat
diberitakan mengenai penggerebakan artis muda Raffi Ahmad yang diduga
sedang ikut berpesta narkoba di kediamannya oleh Badan Narkotika Nasiona
(BNN). Jenis narkoba yang ramai diperbincangkan di media massa adalah
Katinon. Katinon sebenarnya adalah zat yang dihasilkan oleh sebuah
tanaman bernama Khat. Tanaman Khat banyak ditemui di Daerah Afrika
(Djobouti, Somalia, Ethiophia, Yaman, Mesir) dan Wilayah Semenanjung
Arab. Tanaman Khat termasuk dalam ordo Celastrales dan
Family Celastraceae. Memiliki nama latin Catha edulis di mana tanaman
ini dahulu dikonsumsi oleh bangsa Mesir kuno sebagai makanan para dewa
sehingga siapapun yang mengkonsumsi tanaman ini maka tubuhnya akan
memiliki kekuatan spriritual seperti yang dimiliki oleh Para Dewa yang
dipuja bangsa Mesir masa lampau.
Bentuk morfologi tanaman ini memiliki tinggi rata-rata 1,4 meter hingga 3,1 meter. Tanaman Khat memiliki daun berwarna hijau dengan panjang 5-10 cm dan lebar 1-4 cm. Tanaman yang termasuk dalam Genus Catha ini memiliki juga bunga dengan ukuran 4-8 cm. Pada setiap bunga terdapat kelopak putih yang memiliki biji. Tanaman Khat memiliki nama yang berbeda di setiap negara asalnya. Negara Yaman menyebut tamanan Khat dengan sebutan Gat/Kat.
Di Negara Somalia disebut dengan Qaat/Jaad. Sedangkan di Negara Ethiophia sendiri dikenal dengan Chat.
Tanaman
Khat yang sudah diolah menjadi narkotika di Indonesia akrab disapa
dengan Katinona. Katinona tergolong ke dalam obat-obatan terlarang
golongan I dalam Undang-Undang Pengawasan Psikotropika di Indonesia.
Tanaman Khat mengandung Monoamina Alkaloid. Penjualan khat
secara hukum dilegalkan di beberapa negara, namun juga ilegal di
beberapa negara lainnya. Katinona sintetik juga sering digunakan sebagai
bahan utama yang digunakan sebagai campuran dalam mengkonsumsi
obat-obatan terlarang. Penggunaan katinona yang berlebihan dapat
menyebabkan hilangnya nafsu makan, gelisah, lekas marah, insomnia,
halusinasi dan serangan panik. Pelaku kronis beresiko terkena gangguan
kepribadian dan menderita infark miokard (penyumbatan pembuluh diotak
yang meyebabkan berkurangnya pasokan oksigen). Apabila sudah parah nyawa
pun menjadi taruhannya. Jika sudah tahu bahayanya buat apa dicoba?
0 comments:
Post a Comment